Modifikasi buatan jepun, masjid bergerak ini dikembangkan selama empat tahun terakhir untuk permudahkan umat islam menjalani kewajipan dalam menghadapi olimpik di musim panas 2020. Ini pada dasarnya adalah dari trak tugas berat 25 tan yang sudah ada, dengan bagasi yang melebar.
Perusahaan Tokyo memperkenalkan masjid bergerak untuk menyambut Muslim di Jepun. Sebuah trak putih dan biru besar berhenti di luar stadium di Jepun tengah dan perlahan-lahan meluas ke tempat ibadah.
Saat Jepun bersiap untuk menjamu pengunjung dari seluruh dunia untuk Olimpik Musim Panas 2020, perusahaan olahraga dan acara budaya Tokyo telah menciptakan sebuah masjid di atas roda yang diharapkannya akan membuat para pengunjung Muslim merasa seperti di rumah.
Seorang anggota staf mengoperasikan Masjid Mobil selama acara pembukaan di Toyota, Jepung bahagian barat.
Yasuharu Inoue, CEO Proyek Yasu, mengatakan kemungkinan bahawa mungkin tidak ada cukup masjid bagi pengunjung Muslim di tahun 2020 yang mengkhuatirkan bagi negara yang menganggap dirinya sebahagian dari komuniti internasional. Masjid Mobil ini dapat melakukan perjalanan ke berbagai tempat Olimpiade sesuai dengan keperluannya.
“Sebagai negara yang terbuka dan ramah, kami ingin berbagi gagasan` omotenashi ‘(keramahan Jepun) dengan orang-orang Muslim,” katanya dalam wawancara baru-baru ini.
Masjid Mobil pertama dirasmikan awal pekan ini di luar Toyota Stadium, tempat bola sepak J-League di Toyota City, yang juga merupakan markas besar perusahaan mobil dengan nama yang sama.
Bahagian belakang trak 22 tan yang dimodifikasi itu membalik ke atas untuk mengungkapkan sebuah pintu masuk dan kemudian sisi itu meluncur keluar, menggandakan lebar trak. Bilik seluas 48 meter persegi dapat menampung 50 orang.
Para tamu Muslim berdoa di dalam masjid, yang termasuk ketuk luar dan area mencuci untuk pembersihan pra-ibadah.
Siswa Indonesia yang menjadi korban tsunami Samudra Hindia 2004 juga mengambil bahagian dalam upacara debat.
“Masjid Mobile sangat penting bagi orang-orang Muslim seperti orang Jepun atau pelancong, pelancong Muslim yang mengunjungi Jepun,” kata Nur Azizah, 14 tahun. “Saya ingin menunjukkan kepada teman-teman saya.”
Diperkirakan 100.000 hingga 200.000 Muslim tinggal di Jepun.
Tatsuya Sakaguchi, seorang tamu Jepun, menyatakan harapan bahawa Masjid Mobil akan membantu membuka fikiran orang-orang di seluruh dunia.
“Melihat dari luar pada orang-orang di masjid, mereka terlihat sangat bahagia,” kata Sakaguchi, wakil pengarah dari perusahaan ritel Osaka.
Inoue mengatakan inspirasi untuk projek datang kepadanya dalam perjalanan ke Qatar empat tahun lalu.
Awalnya, penyelenggara projek bertujuan untuk mensasarkan acara olahraga internasional baik di Jepun mahupun di luar negeri. Inoue mengatakan dia berharap projek ini akan melakukan lebih dari sekadar mengisi kemampuan dalam infrastruktur keagamaan.
“Ke depan, saya akan sangat senang jika orang-orang dari Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah dan, misalnya, pelarian yang datang dari Suriah dapat menggunakan masjid sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dunia,” katanya.
SUMBER: mobile-mosque